Meski sistem pencairan beasiswa pendidikan mahasiswa berprestasi (Bidik
Misi) masih bolong-bolong, tahun depan pemerintah berniat menambah
kuotanya. Tahun depan pemerintah menarget kuota Bidik Misi naik antara
50 ribu hingga 60 ribu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini masih
menghitung ulang penganggaran untuk penambahan kuota Bidik Misi tadi.
"Kenaikan ini sudah menjadi instruksi presiden waktu rapat di tempat
kita (Kemendikbud). Insya Allah terwujud," ujar Mendikbud Mohammad Nuh
saat safari Ramadan di komplek Al Ma"arif Yogyakarta, Minggu (5/8).
Nuh menjelaskan kuota pokok Bidik Misi tahun ini adalah 30 ribu. Dalam
pengajuan APBN-P 2012 Kemendikbud meminta tambahan kuota Bidik Misi
sebanyak 12 ribu. Dengan demikian kuota Bidik Misi 2012 sebanyak 42
ribu. Termasuk 2 ribu di antaranya dialokasikan untuk PTS.
"Naikknya harus signifikan. Kalau cuma naik satu persen, bukan naik namanya," ujar dia.
Nuh juga menegaskan bahwa program Bidik Misi ini program jangka panjang.
Tidak boleh berhenti pada 2013, 2014, dan tahun-tahun berikutnya.
Meskipun menteri atau presidennya ganti, Nuh mengatakan Bidik Misi tetap
jalan. Jika nanti Bidik Misi dihentikan berarti melanggar amanah UU
Pendidikan Tinggi (Dikti).
Selain berencana menaikkan kuota, Kemendikbud sekarang juga sedang
mengkaji peningkatan unit cost Bidik Misi yang diterima mahasiswa. Sejak
dijalankan beberapa tahun lalu hingga sekarang, unit cost Bidik Misi
dipatok sebesar Rp 12 juta per siswa per tahun. Dengan catatan beasiswa
ini hanya dikucurkan untuk empat tahun saja.
"Rencana menaikkan unit cost itu memang ada. Besarannya nanti mengikuti
inflasi," kata dia. Intinya Nuh, mengatakan sudah tidak boleh lagi ada
laporan mahasiswa berprestasi dilarang atau tidak bisa masuk kuliah
gara-gara miskin.
Terkait urusan pendistribusian atau daya serap Bidik Misi, Nuh
mengatakan sampai saat ini memang masih ada sedikit ganjalan. "Namanya
juga program baru. Tentu harus ada evaluasi dan perbaikan," ujar mantan
rektor ITS itu.
Di antara kelemahan yang tidak kunjung tuntas adalah soal ketepatan
sasaran penerima Bidik Misi. Di sejumlah PTN, Bidik Misi ternyata
diterima oleh mahasiswa dari keluarga kaya. Meskipun akhirnya dicabut,
pemerintah tetap wajib memperbaiki sistem penyaluran Bidik Misi sehingga
bisa benar-benar diterima oleh mahasiswa miskin.
Nuh menuturkan pihaknya sudah merancang strategi baru untuk membuat
penyaluran Bidik Misi tepat sasaran. Yang utama dia meminta seluruh
jajaran petinggi PTN terus berkoordinasi dengan para kepala sekolah di
wilayah mereka. Dengan koordinasi yang kuat ini, Nuh yakin PTN tidak
akan kesulitan menjadi calon penerima Bidik Misi.
Pembenahan berikutnya adalah, Kemendikbud sedang menyusun database
pelajar miskin. "Mulai dari SD hingga SMA atau SMK harus ada database
pelajar miskin," katanya. Data ini diambilkan dari pencairan beasiswa
siswa miskin (BSM).
Saat ini setidaknya ada 8 juta pelajar yang menerima BSM. Nuh mengatakan
jika database pelajar miskin ini sudah jadi tahun depan, bisa menjadi
andalan pencairan Bidik Misi.
Nuh juga berpesan kepada seluruh PTN penerima Bidik Misi. Dia meminta
para PTN ini tidak hanya menjaring calon mahasiswa berprestasi tapi
miskin di lingkungan perkotaan saja. Tetapi juga harus sampai ke
pelosok-pelosok daerah.
"Misalnya untuk PTN di Yogyakarta, juga harus mencari penerima Bidik Misi dari daerah-daerah pelosok lainnya," pinta dia. (wan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar